Logo
MENGHARGAI PROSES LEWAT SANURIANS FINAL PROJECT EXPO
Tanggal Post

15 Maret 2023

Author
Administrator
Kategori
Kegiatan
menghargai-proses-lewat-sanurians-final-project-expo

 

Sanurian Final Project Expo adalah salah satu rangkaian ujian praktik kelas IX yang sudah berlangsung sejak November 2022 hingga minggu ketiga bulan Februari 2023. Acara dengan tema, “Negeriku: Negeri yang Kaya” ini dilaksanakan pada 4 Maret 2023 di aula SMP Santa Ursula Bandung. 

Pengunjung disambut hangat dengan stand-stand kelompok yang menampilkan makanan khas, serta kondisi sosial budaya dari berbagai daerah Indonesia. Stand penuh hiasan ini menemani pengunjung “berkeliling mini Indonesia” dari selasar kelas 9 hingga masuk ke aula. 

Di aula, pengunjung dimanjakan dengan presentasi kreatif dari beberapa kelompok. Kelompok yang tampil membawakan mini pertunjukan yang isinya presentasi hasil eksplorasi suatu daerah baik kondisi sosial budaya, potensi alam, permasalahan yang ada, serta solusi yang mereka tawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

Tak berhenti di situ, mini pertunjukan juga diisi dengan drama yang menerapkan nilai-nilai Pancasila, mengungkapkan syukur atas rahmat pemberian Tuhan berdasarkan Nilai Serviam yang dihidupi warga Santa Ursula Bandung, serta sisindiran (pantun bahasa Sunda) yang dilagukan dari komposisi yang mereka buat.

 

Kolaborasi Membentuk Pribadi Kritis dan Kreatif

Ujian praktik tahun ini dilakukan secara kolaboratif, baik antar mata pelajaran, antarguru, maupun antar peserta didik dengan mengangkat tema, “Negeriku: Negeri yang Kaya”. Tema tersebut mengajak peserta didik untuk menyadari, memanfaatkan, serta bersyukur atas rahmat sumber daya alam yang Tuhan berikan. 

Tak hanya itu, peserta didik diajak untuk jeli melihat berbagai potensi sumber daya alam dan permasalahan yang ada di daerah tertentu (IPS). Selanjutnya, masing-masing kelompok membuat solusi dari sumber daya alam dengan memanfaatkan bioteknologi untuk mengatasi permasalahan yang dialami daerah yang mereka angkat (IPA). 

Setelah bereksplorasi, mereka menguji coba produk sekaligus memublikasikan hasil eksplorasi mereka pada website yang mereka buat sendiri (TIK) dengan memperhatikan kaidah kebahasaan yang berlaku (Bahasa Indonesia dan Bahasa  Inggris). Selain itu, peserta didik diajak untuk menganalisis penerapan nilai-nilai Pancasila (PPKn).

Selain dituntut untuk memiliki ketajaman kemampuan literasi, peserta didik diajak untuk menajamkan daya kreativitas mereka dengan membuat mini pertunjukan hasil eksplorasi kondisi sosial budaya daerah yang mereka angkat (seni budaya dan bahasa Sunda-Karawitan). 

Pada mini pertunjukan ini, peserta didik diminta mempresentasikan hasil literasi mereka, membawakan lagu daerah dari daerah yang mereka angkat, serta membawakan sisindiran (pantun bahasa  Sunda) yang dilagukan dengan komposisi karya mereka.

 

Entrepreneurial Learning Cycle

Dalam prosesnya, peserta didik pada  kelompok masing-masing melakukan tahap pembelajaran yang disebut entrepreneurial learning cycle. Learning cycle ini terdiri dari empat tahap, yaitu exploring, synchronizing, experimenting, dan executing.

Tahap exploring digunakan untuk mencari berbagai informasi dari daerah yang mereka angkat. Dari temuan tersebut, mereka menentukan kepedulian atau keprihatinan, potensi, serta sumber daya dukung lainnya. Kemudian, tahap synchronizing, peserta didik menyatukan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk menciptakan ide yang solutif.

Tahap selanjutnya experimenting. Pada tahap ini, peserta didik melakukan berbagai percobaan atau membuat prototipe  untuk merealisasikan ide mereka, dan juga mendapatkan feedback dari target market. Tahap keempat sekaligus tahap terakhir adalah executing. Di tahap ini, peserta didik menindaklanjuti hasil feedback, menyelesaikan proyek,  memublikasikan karya mereka setelah melewati proses panjang yang mereka alami dan juga menyusun rencana tindak lanjut dari proyek yang telah mereka susun.

Kobarkan Jiwa Mandiri dan Pantang Menyerah

Bagi sebagian kelompok, tahap yang paling mengesan adalah tahap experimenting. Pada tahap ini, masing-masing kelompok mencoba untuk merealisasikan ide-ide mereka. Selain merealisasikan ide-ide mereka, pada tahap experimenting, mereka membawa produk atau prototipe mereka (makanan fermentasi maupun konsep mini pertunjukan), kemudian memberikan ke warga sekolah. Selanjutnya, mereka meminta feedback atau masukan bagi produk yang mereka buat. 

Setelah mendapatkan berbagai feedback, mereka memilah dan memilih masukan mana yang dapat diakomodasi demi produk yang lebih baik. Proses percobaan dan meminta feedback ini tidak hanya dilakukan satu kali. Ada yang 3 kali, 4 kali, bahkan 5 kali atau lebih. Ungkapan “belum berhasil”, “silakan coba lagi”, “kok seperti ini?” kerap mendarat dengan lembut di telinga-telinga mereka.

Bagi seorang guru, saya sangat mengapresiasi usaha, jerih payah, dan karya mereka. Beberapa kali saya dibuat kagum saat mendengar keprihatinan, ide, solusi, serta konsep mini pertunjukan yang mereka tawarkan. Daya juang, semangat, berani mencoba, dan tidak takut gagal menjadi satu dalam pribadi mereka. Bagi saya, mereka adalah representasi dari pribadi-pribadi mandiri dan pantang menyerah.

Di Balik Hasil

Tak hanya berfokus mengapresiasi hasil akhir proses mereka, dari rangkaian ujian praktik ini, peserta didik kelas IX diajak untuk menghargai arti sebuah proses. Ketika mereka berproses, saya meyakini selain didukung guru-guru dan teman kelompok, karya-karya mereka tidaklah terlepas dari dukungan orang tua mereka. 

Contoh sederhana, selama proses experimenting, untuk membuat produk makanan, tempat, peralatan, dan bahan tak lepas dari peran orang tua yang mendukung mereka. Pada hari-H pelaksanaan Sanurian Final Project Expo, antusiasme orang tua untuk menghadiri acara, dan menonton pertunjukan pun sangat besar. Produk akhir berupa makanan yang dijajakan setiap stand habis terjual tanpa sisa.

Bagi peserta didik, peran orang tua yang suportif dan apresiatif akan membakar semangat mereka untuk semakin menjadi pribadi yang mandiri dan pantang menyerah. Jerih payah, usaha, dan kerja keras mereka terbayarkan dengan suksesnya rangkaian ujian praktik ini.

 

Sebagai penutup, mengutip prakata regula Santa Angela, “Tidaklah cukup untuk memulai bila tanpa ketahanan.”

 

Proficiat, anak-anak!

Selamat bereksperimen di laboratorium kehidupan yang lain!

Penulis: Andreas Aditya Yoga Prasasta, S.Pd.